Jenis – Jenis Bahan Pengawet Sintetis yang diijinkan
A.
Bahan pengawet yang diizinkan namun
kurang aman dalam makanan
Beberapa zat pengawet berikut diindikasikan menimbulkan efek negatif jika
dikonsumsi oleh individu tertentu, semisal yang alergi atau digunakan secara
berlebihan. Adapun beberapa pengawet sintetis tersebut yaitu:
1. Asam Benzoat
Asam Benzoat adalah bahan pengawet
yang sering dipakai dalam pembuatan makanan. Penggunaan bahan pengawet ini
cukup banyak mendominasi produk makanan. Bahan pengawet ini dicampurkan dalam
suatu produk makanan dengan tujuan untuk mempertahankan bahan pangan dari
serangan mikroba. Mikroba merupakan sel mikroorganisme seperti jamur, kapang,
bakteri maupun kuman. Sel mikroorganisme ini dapat mempercepat pembusukan makanan.
Akan tetapi, asam benzoate dapat mencegah atau menghentikan proses pertumbuhan
bakteri dalam suatu produk makanan. Benzoay sebenarnya dapar ditemukan secara
natural pada buah dan rempah, cengkeh, cinnamon, dan buah berry mengandung
benzoat yang dapat mempertahankan daya tahan kesegarannya.
2. Kalium Nitrit
Kalium Nitrit merupakan bahan
pengawer sintetis yang berwarna putih atau kuning. Bahan pengawt ini mempunyai
kelarutan (solubility) yang tinggi dalam air. Bahan ini dapat menghambat
pertumbuhan bakteri. Kalium Nitrit mempunyai efektivitas sangat tinggi karena
dapat membunuh bakteri dalam kurun waktu yang relatif singkat. Pengawet ini
sering digunakan pada daging dan ikan. Biasanya kalium nitrit dicampurkan pada
daging yang telah dilayukan untuk mempertahankan warna merah agar tampak selalu
segar misalnya pada daging kornet.
3. Kalsium Propionat/Natrium Propionat
Kalsium Propionat/Natrium Propionat
termasuk golongan asam propionat. Penggunaan kedua pengawet ini adalah untuk
mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Jamur dan kapang sangat merugikan dalam
makanan karena dapat mempercepat pembusukan. Bahan pengawet ini biasanya
digunakan untuk produk roti dan tepung yang ditambahkan bahan pengawet ini
dapat bertahan lebih lama di pasaran.
4. Natrium Metasulfat
Natrium metasulfat merupakan bahan
pengawet yang memiliki fungsi hampir sama dengan kalsium propionate/natrium
propionat, yaitu mencegah tumbuhnya jamur dan kapang yang dapat mempercepat
proses pembusukan. Natrium metasulfat juga sering digunakan pada produk roti
dan tepung.
B.
Bahan pengawet yang diizinkan namun
kurang aman dalam minuman
Beberapa zat pengawet berikut diindikasikan menimbulkan efek negatif bila dikonsumsi oleh individu tertentu, semisal yang sensitif denganh bahan pengawet tersebut atau digunakan secara berlebihan. Adapun beberapa pengawet sintetis tersebut adalah sebagai berikut:
Beberapa zat pengawet berikut diindikasikan menimbulkan efek negatif bila dikonsumsi oleh individu tertentu, semisal yang sensitif denganh bahan pengawet tersebut atau digunakan secara berlebihan. Adapun beberapa pengawet sintetis tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Kalsium Benzoat
Kalsium benzoat merupakan bahan pengawet yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri penghasil racun (toksin), bakteri-bakteri spora
dan bakteri bukan pembusuk. Senyawa ini dapat mempengaruhi rasa. Bahan minuman
yang diberi benzoat dapat memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma
obat cair. Asam benzoate digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman
anggur, saus sari buah, sirup, dan ikan asin.
2.
Sulfur Dioksida (SO2)
Sulfur dioksida merupakan bahan pengawet yang diizinkan
namun kurang aman dikonsumsi. Akan tetapi, penggunaan sulfur dioksida dalam
minuman dapat menghambat pertumbuhan bekteri, jamur, dan kapang, sehingga
minuman tersebut menjadi lebih awet. Bahan pengawt ini sering ditambahkan pada
sari buah, buah kering, kacang kering, sirup dan acar.
3.
Asam Sorbat
Asam
sorbet juga merupakan bahan pengawet yang diizinkan namun kurang aman bila
dikonsumsi. Seperti halnya zat-zat pengawet yang lain, asam sorbet juga
berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri dalam minuman. Penggunaan asam sorbat
juga dimaksudkan agar minuman berkesan berasa asam. Asam sorbat biasa digunakan
pada produk beraroma jeruk, keju, salad, buah dan kerap juga ditambahkan pada
produk minuman.
Ambang Batas Pengawet Sintetis Dalam Tubuh Manusia
Pengawet merupakan bahan yang ditambahkan untuk mencegah
atau menghambat terjadinya kerusakan/pembusukan makanan/minuman. Dengan penambahan
pengawet tersebut, produk makanan/minuman diharapkan dapat terpelihara
kesegarannya. Akan tetapi, penggunaannya tentu harus mengikuti takaran yang
dibenarkan. Lantaran itu masyarakat perlu memahami label yang tertera pada
kemasan. Sayangnya, pada label kemasan produk banyak yang tidak dicantumkan
atau dijelaskan tentang komposisi bahan pengawet yang digunakan. Kalaupun
dicantumkan, penjelasan biasanya ditulis dengan huruf yang sangat kecil
sehingga sulit untuk dibaca, atau menggunakan bahasa asing sehingga tidak mudah
dipahami oleh konsumen.
Setiap bahan pengawet pasti memiliki ambang batas minimaldan
maksimal untuk dikonsumsi. Hal ini bertujuan agar bahan – bahan pengawet
tersebut tidak sampai membahayakan kesehatan tubuh manusia bila dikonsumsi.
Menurut Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan Badan POM, Sukiman Said Umar,
berdasarkan nilai Acceptable Daily Intake (ADI), maka takaran ambang batas
pengawet sintetis adalah sebagai berikut :
1.
Kalsium benzoate memiliki ambang
batas maksimum 600 miligram per liter berat badan per hari.
2.
Sulfur dioksida memiliki ambang
batas konsumsi 433 miligram per liter berat bada per hari.
3.
Kalium nitrit mempunyai ambang batas
konsumsi 0.1 % atau 1 gram/kg bahan yang diawetkan. Untuk kalium nitrat
memiliki ambang batas konsumsi sebesar 0.2 % atau 2 gram/kg bahan yang
diawetkan.
4.
Kalsium propionat/natrium
propionate, untuk bahan tepung terigu, dosis maksimum yang dianjurkan adalah
0.32 % atau 3.2 gram/kg bahan yang diawetkan. Sedangkan untuk makanan yang
berbahan keju, dosis maksimumnya adalah sebesar 0.3 % atau 3 gram/kg bahan yang
diawetkan.
5.
Natrium metasulfat memiliki ambang
batas konsumsi sama dengan kalsium propionat/natrium propionate, yaitu sebesar
3 – 3.2 gram/kg bahan yang diawetkan.
Asam sorbat memiliki ambang batas berturut –
turut adalah sari buah 400 mg/l; sari buah pekat 2100 mg/l; squash 800 mg/l dan
minuman bersoda 400 mg/l.
Apabila kita mengkonsumsi bahan – bahan pengawet di atas itu tidak secara
berlebihan/masih di bawah ambang batas, maka kita tidak perlu khawatir karena
tubuh kita memiliki detoksifikasi (perombak) bahan pengawet sintetis yang
sangat efektif. System detoksifikasi manusia terdapat pada ginjal dan hati.
Bahan pengawet yang ada dalam tubuh manusia akan disaring pada ginjal dan
dikeluarkan ureter yang akan ikut terbuang malalui urin. Sekitar 75 – 80 % zat
– zat tersebut dikeluarkan dalam jangka waktu sekitar 10 jam. Dan di dalam
tubuh, bahan – bahan pengawet di atas akan tergabung dengan glisin di dalam
hati dan membentuk asam hippurat yang akan dikeluarkan lewat urin. Jika masih
ada yang tertinggal, bahan – bahan pengawet ini akan bergabung dengan asam
glukuronat yang termetabolisme lewat urin.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/pengawet
http://id.wikipedia.org/wiki/asam_benzoat http://kimia.upi.edu.id
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/evi%20w/data%20pengwet.pdf
http://ikatanmahasiswakimia.blogspot.com/2010/07/blog-post_08.html
0 komentar:
Posting Komentar